mtsnsumpa.sch 12/6 -Seperti biasanya setiap tahun MTsN Sumber Bungur melalui Kanit Keagamaan dibantu OSIS bidang keagamaan menyelenggarakan kegiatan Romadhan. Kegiatan ini merupakan program rutin tahunan yang bertujuan menanamkan kesalihan spritual dan kesalihan sosial bagi keluarga besar MTsN Sumber Bungur khususnya kepada seluruh peserta didik. Tema kegiatan Romadhan tahun ini adalah “Puasa adalah solusi menghindari kejahatan Narkoba dan pergaulan bebas di kalangan remaja”.
Kegiatan Romadhan ini dilaksanakan selama tiga hari mulai tanggal 9-11 Juni 2016, yang dikemas dalam dua kegiatan penting yaitu Pondok Romadhan dan pengumpulan zakat fitrah dengan jadwal yang sudah disusun sebelumnya oleh panitia, yakni hari pertama hingga hari terakhir secara bergantian kelas-kelas yang sudah ditunjuk berdasarkan jadwal Romadhan mengikuti kegiatan pondok Romadhan yang ditempatkan di Mushalla dan di Aula MTsN Sumber Bungur. Mereka diberikan materi tentang “kejahatan narkoba dan pergaulan bebas dikalangan remaja” oleh narasumber yang sudah diberi tanggungjawab. Sementara kelas-kelas lainnya membayar zakat fitrah kepada panitia yang bertugas.
Saat ditanya tentang dampak positif puasa terhadap kejahatan narkoba dan pergaulan bebas dikalangan remaja, Ali Hisyam, S. Sos salah seorang narasumber kegiatan pondok romadhan mengatakan bahwa hakikat puasa adalah melatih kesabaran serta berupaya meraih predikat takwa. Jadi, orang yang berpuasa dengan penuh kesabaran dan takwa akan terhindar dari perbuatan jahat, tuturnya.
Terkait dengan materi Pondok Romadhan, Guru BK yang akrab dipanggil Gus Hisyam ini secara gamblang juga menjelaskan bahwa ibadah puasa yang kita amalkan dapat membuahkan hasil berupa taqwa, sebagaimana Allah janjikan di dalam surah al-Baqarah ayat 183 yang artinya, “ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa”
Sungguh Allah swt memperhitungkan bahwa mereka yang bersedia memikul perintah-Nya untuk menjalankan puasa romadhan hanyalah orang-orang yang beriman. Sebab, ibadah ini memang adalah suatu perintah yang membutuhkan pengorbanan kesenangan diri dan kebiasaan setiap hari serta tingkat kesabaran yang tinggi. Diantara hikmah yang dapat diperoleh dari puasa adalah melatih dan menimbulkan kesabaran bagi orang yang mengerjakannya. Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda الصّيام نِصفُ الصّبرِ “Puasa itu adalah separuh sabar”
Imam Al-Ghazali menegaskan, sabar itu harus dimanifestasikan dalam tiga kondisi yaitu :
- Sabar dalam menaati perintah Allah swt
- Sabar dalam menjauhi larangan Allah swt
- Sabar dalam menerima bala, ujian atau penderitaan dari Allah swt
Tiga macam kesabaran tersebut ada dalam ibadah puasa. Pertama, sabar dalam taat, karena puasa itu bentuk ketaatan yang membutuhkan kesabaran. Kedua, sabar dalam menahan ma’siat. Kita dilatih dengan puasa untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama, sebab jika itu dilakukan maka selain berdosa, mungkin juga dapat membatalkan pahala puasa. Ketiga, sabar dalam menerima penderitaan, inipun ada dalam ibadah puasa.
Dari ketiga jenis ujian kesabaran tersebut yang sangat berat adalah aspek yang kedua, yakni sabar dalam mengekang hawa nafsu, angkara murka, dan nafsu syaithoniyah. Banyak orang yang celaka bukan karena tidak mampu melaksanakan perintah Allah, tetapi karena tidak mampu menahan diri dari larangan Allah. Maka puasa romadhan adalah solusi untuk melatih kita dari sabar melakukan ma’siat kepada Allah, yang diantaranya sering menjangkit anak muda jaman sekarang yaitu pergaulan bebas.
Hal senada juga disampaikan Akh. Syafiudin, M.Pd. I salah seorang narasumber kegiatan pondok Romadhan bahwa, Upaya menghindari perbuatan keji dan munkar tidak hanya dilakukan dengan shalat semata, tetapi dengan berpuasa secara khusuk juga merupakan solusi untuk menghindari segala bentuk kejahatan baik itu penyalah-gunaan narkoba, pergaulan bebas, pembunuhan dan semua jenis kejahatan lainnya. Karena hakikat puasa adalah upaya mensucikan diri yang bersifat lahiriyah dan bathiniyah. Imbuhnya.
Sementara itu, kegiatan pengumpulan dan pembayaran zakat fitrah bagi seluruh peserta didik bertujuan untuk melatih dan mendidik anak-anak agar senantiasa menunaikan kewajiban syar’iyah (mengeluarkan zakat fitrah) secara mandiri, disamping itu untuk menanamkan kecakapan nilai-nilai sosial. Sehubungan dengan kegiatan ini, Zainal Faqih, S. Ag selaku ketua panitia sempat pesimis bahwasanya pelaksanaan kegiatan Romadhan ini tidak akan berjalan sesuai target dan harapan karena beberapa hal, tapi Alhamdulillah berkat dukungan dari semua pihak utamanya wali kelas kegiatan ini berlangsung sukses sesuai dengan harapan.
Sasaran atau orang-orang yang berhak menerima zakat fitrah (Mustahiq) yang pertama adalah kaum Du’afa dari desa-desa sekitar madrasah yang sebelumnya sudah di data oleh guru-guru yang sudah ditunjuk menjadi penyalur zakat fitrah di daerahnya masing-masing, dan yang kedua adalah peserta didik yang yatim/piatu MTsN Sumber Bungur.
Pendistribusian zakat fitrah kepada kaum Du’afa dan anak-anak yatim yang ada di desa-desa sekitar madrasah ini merupakan bentuk kepedulian sosial MTsN Sumber Bungur yang sudah diterapkan bertahun-tahun lamanya, semoga menjadi Amal Jariyah yang tidak terputus-putus dengan harapan sesuai dengan pengamalan surah al-Maun. Amiiin. Subairi, S. Hum