(Sebuah Slogan dalam upaya menumbuhkan minat dan motivasi belajar)
Tema ini sengaja diangkat karena terinspirasi oleh tokoh utama yang menjadi motor penggerak berdirinya lembaga pendidikan pertama kali di Indonesia. Dia adalah Kihajar Dewantara dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat.
Sekilas tentang Kihajar Dewantara
Kihajar Dewantara adalah tokoh pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia pada zaman kolonial Belanda. Beliau merupakan pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi kaum pribumi yang saat itu tidak memperoleh hak pendidikan agar sama-sama mengenyam pendidikan seperti halnya kaum priyai maupun orang-orang belanda pada saat itu. Beliau lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889, dan tanggal kelahirannya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS).
Semboyan Kihajar Dewantara :
Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberi contoh)
Ing Madyo Mangun Karso (di tengah memberi semangat)
Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan)
Tulisan ini tidak bermaksud mengupas tuntas tentang biografi dan sejarah perjuangan Kihajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan Indonesia, tetapi lebih kepada upaya momotivasi guru dalam membangkitkan minat dan motivasi serta kesiapan belajar anak sebelum menerima pelajaran. Apakah hal ini penting ? jelas, jika di dunia olah raga saja kita mengenal pemanasan (warming up) sebelum memulai pertandingan dengan tujuan melenturkan otot-otot yang kaku, di dunia pendidikan sebenarnya sama. Karena sebaik dan sehebat apapun guru dalam menyampaikan materi pembelajaran tidak akan membuahkan hasil yang maksimal tanpa memperhatikan terlebih dahulu langkah-langkah awal sebelum memulai pembelajaran.
Jenis Kegiatan awal pembelajaran yang lazim dilakukan
Untuk menciptakan kondisi siap pada diri peserta didik yang biasa dilakukan guru diantaranya adalah :
1. Mengkondisikan pembelajaran (conditioning)
- menumbuhkan perhatian dan motivasi
- menciptakan sikap yang mendidik
- menciptakan kesiapan belajar
- menciptakan suasana pembelajaran yang demokratis
2. Melaksanakan kegiatan Apersepsi
- mengecek kehadiran siswa
- mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang lalu dan mengaitkan dengan materi yang akan disampaikan
- menyampaikan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai dari materi yang akan dipelajari
- menjelaskan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung
- mengkonfirmasi manfaat apa yang akan didapat setelah peserta didik mempelajari materi
Sehubungan dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran, Bobbi DePoter membagi tahapan-tahapan pembelajaran ke dalam enam aspek, yaitu : Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan.
Dari keenam tahapan pembelajaran tersebut yang terkait dengan kegiatan awal pembelajaran atau pendahuluan adalah aspek “Tumbuhkan”. Menurut Bobbi DePoter, yang dimaksud dengan “Tumbuhkan” adalah upaya menumbuhkan minat, perhatian dan motivasi peserta didik ketika memulai pembelajaran. Menumbuhkan perhatian dan motivasi adalah dua hal yang penting dilakukan. Guru harus bisa membuat perhatian peserta didik berpusat pada materi pelajaran yang akan disampaikan sehingga kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan maksimal. Misalnya yang bisa dilakukan guru dengan cara menyuruh peserta didik menyimpan buku atau benda lainnya yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran pada saat itu. Hal lain yang bisa dilakukan guru melalui kreatifitasnya adalah menciptakan slogan, yel-yel, senam ringan, teka-teki, quis dan lain sebagainya, sehingga peserta didik merasa terhibur dan tertarik terhadap materi pelajaran yang akan diberikan.
KI-HAJAR yang dimaksudkan disini merupakan singkatan dari “Kita Harus Belajar”, yang kemudian dijadikan slogan ataupun yel-yel sebagai bagian dari upaya menumbuhkan minat dan motivasi belajar anak sebelum pelajaran dimulai. Penulis yakin bahwa pengambilan kata tersebut sangatlah tepat karena makna yang terkandung didalamnya memuat pesan edukatif lebih-lebih menyangkut kewajiban umat Islam dalam menuntut ilmu (belajar).
Ikhtitam
Tulisan ini sangatlah sederhana, Karena penulis sadar bahwa kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT. Namun dibalik kesederhanaan itu penulis yakin bahwa didalamnya penuh makna dan mengandung pesan edukatif yang Insya Allah bermanfaat bagi kita semua. Penulis sangat mengharapkan adanya saran dan kritik konstruktif demi perbaikan dan menjadi bahan evaluasi untuk karya-karya selanjutnya. Kita Harus Belajar (KI-HAJAR)
Penulis : Subairi, S. Hum